Jumat, 01 November 2019

Happy Fresh






Mungkin Anda belum pernah mendengar tentang HappyFresh. Ya, aplikasi delivery bahan makanan ini baru diluncurkan bulan Oktober 2014 di Kuala Lumpur, Malaysia. HappyFresh memungkinkan pelanggan memesan grocery atau bahan makanan langsung dari supermarket. Startup ini mengklaim bahwa pesanan pelanggannya bisa dikirimkan hanya dalam waktu satu jam. Selain Kuala Lumpur, HappyFresh juga akan diluncurkan di Jakarta pada bulan ini. 

Startup e-commerce baru ini memperoleh putaran pendanaan pra-seri A sebesar tujuh digit USD dengan nilai pasti yang tidak disebutkan dari sekelompok VC, angel investor internasional, dan institutional backer. Bagaimanapun, HappyFresh belum mengungkap identitas dari para investor tersebut. Startup yang didirikan pada Oktober 2014 ini mulai menyediakan layanannya pada bulan Februari lalu dengan sistem invite-only, dan dibuka untuk umum mulai bulan ini. 

HappyFresh memiliki tujuh co-founder, masing-masing mempunyai pengalaman dalam bisnis teknologi. Markus Bihler menjabat sebagai CEO, Fajar Budiprasetyo sebagai CTO, Benjamin Koellmann sebagai COO, Dr. Konstantin Lange sebagai CFO, Kai Kux sebagai CCO, Tim Marbach sebagai Executive Chairman dan investor, serta Stefan Jung dari Monk’s Hill Ventures sebagai penasihat. Fajar sendiri merupakan salah satu figur di balik Koprol, jejaring sosial lokal yang diakuisisi oleh Yahoo. Sedangkan Stefan Jung sudah memiliki segudang pengalaman di Rocket Internet dan salah satu pendiri Zalora, Lazada, dan FoodPanda.






Akan tetapi CEO dari HappyFresh sekarang ialah Guillem Segara, sebelum bergabung dengan HappyFresh pada Maret 2015, ia adalah Manajer Operasi Marketplace dan Kepala Manajemen 3PL di Lazada Group, yang memelopori e-Commerce di seluruh Asia Tenggara. Sebelumnya, ia adalah Konsultan Teknis untuk Vodafone Global Enterprise (bagian dari Vodafone Group), yang didedikasikan untuk menyederhanakan manajemen komunikasi global untuk perusahaan multinasional terbesar di dunia. 


Guillem memegang gelar Bachelor of Science dan Master of Science di bidang Teknik Telekomunikasi dari Universitas Politècnica de Catalunya. Dia suka bepergian dan ingin tahu tentang semua budaya di Asia dan inilah sebabnya dia menikmati hidup di Hong Kong, Indonesia, Malaysia, dan Thailand. 


SHOPPER YANG SIAGA


HappyFresh mengklaim telah menandatangani kemitraan eksklusif dengan sejumlah toko di Kuala Lumpur dan Jakarta – namun, startup ini belum mengungkapkan nama-nama dari para mitranya. Salah satu pembeda layanan HappyFresh dengan yang lain adalah setiap pesanan dilayani oleh shopper yang secara permanen bersiaga di toko mitra HappyFresh. Aplikasi ini memungkinkan pengguna menjadwalkan pengiriman bahan makanan beberapa hari sebelumnya. 

Markus Bihler mengatakan bahwa ide HappyFresh muncul karena adanya kebutuhan akan makanan yang sehat di tengah padatnya jadwal yang dimiliki penduduk urban: 

“Satu-satunya cara adalah makan di luar. Tapi kita ingin tahu apa yang kita makan dan tentunya akan menyenangkan jika mampu menyiapkan makanan di rumah dengan teman dan keluarga. Memiliki bahan makanan segar yang dikirim ke depan pintu Anda mungkin bisa menjadi solusi.” 

Menurut Markus Bihler dan Tim Marbach, timnya menyadari potensi pasar grocery di Asia Tenggara dan keinginan penduduk urban untuk makan makanan yang sehat. Terjebak macet saat ingin berbelanja bahan makanan di kota-kota besar seperti Jakarta juga salah satu masalah yang ingin dipecahkan oleh HappyFresh. 

HappyFresh hanya tersedia dalam bentuk aplikasi mobile karena ingin menargetkan pelanggan di Asia Tenggara yang mobile-savvy. Startup ini mengklaim telah memiliki lebih dari 40.000 item di aplikasinya. HappyFresh kini tersedia pada platform iOS dan Android. Di Indonesia, secara tidak langsung HappyFresh akan bersaing dengan layanan seperti Go-Jek yang juga menawarkan pilihan pengiriman, serta website e-commerce grocery seperti SukaMart

Grab Ventures adalah yang pertama berpartisipasi, termasuk kemitraan GrabFresh, yang diumumkan September lalu. Kini mereka mengumumkan telah memperoleh dana segar $20 juta (lebih dari 282 miliar Rupiah). Dana Seri C yang diperoleh HappyFresh ini dipimpin oleh Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund dengan partisipasi Line Ventures, Singha Ventures, Samena Capital, Vertex Ventures, Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), 500 Startups, dan BeeNext. Segarra mengungkapkan; 

“Saat ini [ekspansinya] berbasiskan pendekatan market driven ketimbang sekedar menunjukkan lokasi di peta. Anda akan melihat ketersediaan di pasar baru yang masuk akal. Kami tidak terburu-buru,” 

Segarra mengungkapkan dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat sisi teknologi, termasuk memperkuat personalisasi belanja konsumen. Ia juga memastikan adanya potensi ekspansi, meskipun strateginya akan berbeda dengan langkah ekspansi sebelumnya. Saat ini HappyFresh beroperasi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. 

Startup yang didirikan pada tahun 2015 ini berencana untuk menggunakan modal baru untuk melakukan ekspansi lebih jauh ke seluruh Asia Tenggara. Ini juga akan berinvestasi dalam mengembangkan teknologinya serta meningkatkan ilmu data dan tim teknologi omnichannel. Tampaknya memanfaatkan pasar baru di mana tren makro menguntungkan untuk proposisi nilainya, kata startup dalam sebuah pernyataan. 

HappyFresh telah mengumpulkan dana total $ 32 juta. Pesaing utama HappyFresh adalah Satvacart, Grofers dan BiggMart. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar